Sementara untuk mencegah terjadinya kebocoran serupa di ASPD tingkat SD, Didik menyampaikan akan ada metode pembuatan soala berbeda yakni menggunakan metode tulis tangan. Para pembuat soal dikarantina dengan menyusun soal menggunakan tulis tangan dan nantinya akan diketik oleh petugas berbeda.
“Untuk SD itu kabupaten/kota, kami di DIY melakukan koordinasi penulisan soal. Saya kira lebih safety karena ditulis tangan di ruangan keluar tak bawa apa-apa dan yang mengetik petugas lain, saya kira bisa lebih baik. Kabupaten/kota mencetak soal yang nantinya dibagikan pada siswa. Naskah soal dari DIY langsung ke pencetaknya, dikemas dan dipacking oleh percetakan,” sambungnya.
Terkait penyelenggaraan keseluruhan ASPD, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga akan terus melakukan evaluasi termasuk memasukkan konteks merdeka belajar. Kedepan dimungkinkan adanya tema sebagai bagian dari tolok ukur meliputi kemampuan literasi, numerasi dan science.
“ASPD akan dievaluasi, termasuk konteks merdeka belajar ini bisa jadi kita tak perlu masing-masing mapel, bisa juga konsep kemampuan literasi, numerasi dan science. Kita bisa mengarah pada konsep itu. Kita kemas dengan lebih tematik, itu kedepan mengikuti perkembangan akan seperti apa,” pungkas dia.
(Khafid Mardiyansyah)