“Pedagang dari tionghoa membawa uang kepeng, terbuat dari timah hitam yang juga disebut picis. Dengan jung-jung yang tidak hentinya berdatangan ke Banten, mereka membawa porselen, sutera, bludru, benang emas, kain sulaman, jarum, sisir, payung, kertas, dan berbagai barang lainnya,” ujar (alm) Sultan Banten Ismetullah al Abbas, ketika ditemui ke kediamannya, komplek masjid Agung Banten.
Baca juga: Syekh Siti Jenar Dihukum Mati oleh Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati atau Sunan Giri?
Dijelaskannya, saat itu orang Arab dan Persia membawa permata dan obat-obatan. Pedagang Gujarat (India) menjual kain, kapas, dan sutra. Orang Portugis membawa kain dari Eropa dan India.
Para pedagang ini kembalinya ke negara mereka membawa lada dan rempah-rempah, yang mereka beli dari para pedagang yang berdatangan dari Nusantara ke Banten.
Baca juga: Kisah Mahkota Binokasih Pusaka Pajajaran Untuk Penobatan Raja Sumedanglarang