Banten pada saat itu menjadi daya tarik bagi para perantau untuk mencari penghidupan. Surosowan, Ibu Kota Kerajaan Banten menjadi ramai. Maka diaturlah penempatan penduduk sesuai keahlian dan asal mereka.
Terbentuklah kampung-kampung yang sesuai dengan etnis atau mata pencahariannya. Ada kampung Dermayon untuk para perantau dari Indramayu yang bekerja sebagai penggarap sawah.
Perkampungan untuk orang asing di pusatkan di luar tembok kota. Seperti Kampung Pekojan, terletak di sebelah barat pelabuhan diperuntukkan untuk pedagang Arab, Gujarat, Mesir, dan Turki.
Kampung Pecinan, di sebelah barat Masjid Agung Banten, diperuntukkan bagi pedagang Tionghoa. Kemudian, Kampung Bugis di pinggiran kali Karangantu yang berprofesi sebagai nelayan.
Selanjutnya, Kampung Demang di pinggir Sungai Cengkok sebagai petambak dan nelayan. Juga ada Kampung Pamarican dan Kampung Padek yang berprofesi sebagai penggarap sawah.
(Fakhrizal Fakhri )