Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Peta Konflik Israel-Palestina dan Peran Amerika Serikat yang Dianggap Dominan

Agregasi VOA , Jurnalis-Kamis, 20 Mei 2021 |17:31 WIB
Peta Konflik Israel-Palestina dan Peran Amerika Serikat yang Dianggap Dominan
Konflik Israel-Palestina (Foto: Reuters)
A
A
A

  • Aman Dikelilingi Sekutu

Wakil Duta Besar RI di Mesir M. Aji Surya menggolongkan negara-negara yang berubah sikap politiknya, dalam tiga kategori. Kategori pertama, adalah negara-negara yang berada dalam posisi vital, seperti Mesir dan Maroko karena terkait perjanjian wilayah. Kategori kedua adalah negara-negara yang memiliki peran sangat penting, seperti Yordania sebagai penyuplai air. Kategori ketiga, negara-negara yang masuk dalam kategori penting, seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.

“Inilah perjalanan dari tahun 1979 ke 2020. Secara pelan tapi pasti, sebanyak enam negara sudah melakukan hubungan erat dengan Israel,” jelasnya.

Dengan kondisi itu, lanjutnya, Israel telah memiliki perasaan aman karena posisinya yang dikelilingi sejumlah negara yang relatif bersahabat. Bahkan, disamping hubungan yang cukup baik dengan enam negara tersebut, Israel juga merasa relasinya kian baik dengan sejumlah negara lain, seperti Arab Saudi, Oman, Mauritania, Djibouti dan Komoro.

“Israel kini bukan negeri yang terkucil lagi. Tetapi negeri yang dilingkupi relatif oleh teman-teman dekatnya,” ujarnya.

Perjalanan konflik Israel selama 73 tahun dapat disederhanakan dalam beberapa peristiwa penting. Pada 1948, Israel masih dianggap musuh bersama, tetapi kemudian dunia Arab kalah dalam perang. Begitupun pada 1967, ketika konflik kembali dimenangkan Israel. Pada 1979, Mesir memilih untuk berdamai. Tahun 1991 patut dicatat karena ada kejatuhan Uni Soviet yang mengubah peta kekuatan pengaruh di Timur Tengah. Pada 1994, Yordania juga memilih untuk berdamai. Di era Presiden Donald Trump, AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Dua tahun kemudian, Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

“Pertanyaan terakhir, adalah bagaimana masa depan Israel? Saya hanya akan mengatakan kumaha (bagaimana) Amerika Serikat wae (saja), gimana suka-sukanya Amerika,” tuturnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement