"Jelas kami menolak ketika mereka datang terlambat, akan lebih malu jika mereka kami ijinkan memasang pelaminan di hadapan tamu yang sudah banyak datang," kata dia.
Ari menambahkan, padahal dia sudah bersusah payah mengantarkan uang muka untuk pelaminan itu sejak tanggal 01 Mei karena permintaan sang penyedia jasa.
Akhirnya, pengantin baru ini melaksanakan resepsi pernikahan dengan bahan dan peralatan sederhana seadanya dengan memendam rasa kecewa.
Kejadian ini juga beredar luas di media sosial hingga dibagikan sampai 200 kali lebih oleh pengguna medsos di Bukittinggi dan Agam.
(Khafid Mardiyansyah)