Banyak yang telah menggunakan situs web media sosial (medsos) secara efektif untuk mencari bantuan tentang tempat tidur rumah sakit, oksigen, dan obat-obatan. Tetapi media sosial juga dibanjiri dengan seruan untuk mengadopsi anak-anak yang orang tuanya telah meninggal karena Covid-19.
Tetapi pembagian nomor telepon dan foto anak-anak secara terbuka seperti itu menimbulkan kekhawatiran akan perdagangan manusia. Kundu memperingatkan medsos bisa menjadi layanan "seperti Amazon" di mana orang dapat memilih anak untuk diadopsi.
Timnya telah menemukan halaman Facebook yang menawarkan anak-anak untuk diadopsi.
"Salah satu anggota staf saya menelepon nomor tersebut di halaman Facebook, dan mereka meminta harga USD7.000 (Rp100 juta) untuk satu anak. Kami telah melaporkan kelompok itu ke polisi,” terangnya.
Ada kekhawatiran di India jika anak-anak dapat dieksploitasi untuk menjadi pekerja kasar yang murah atau bahkan pekerja seks. Sonal Kapoor, CEO dari LSM Protsahan yang berbasis di Delhi, mengatakan organisasinya telah menemukan kasus satu orang tua meninggal dan yang lainnya, biasanya sang ayah, mendorong anak-anak ke dalam pekerjaan manual.
Hal itu menciptakan kebutuhan untuk mewaspadai anak-anak yang tidak menjadi yatim piatu, tetapi hanya kehilangan satu orang tua. Dalam satu kasus, seorang ayah mulai melakukan pelecehan seksual terhadap putrinya setelah ibunya sakit parah karena Covid-19.
"Anak yatim piatu adalah masalah besar saat ini, tetapi itu tidak sepenuhnya benar. Jumlah anak yang kehilangan satu orang tua sangat besar dan mereka juga membutuhkan perhatian yang sama," jelasnya.
Kapoor mengatakan Protsahan telah menerima panggilan darurat yang memilukan selama pandemi. Satu panggilan datang dari dua anak kecil yang ayahnya meninggal di rumah sakit dan mereka membutuhkan bantuan untuk mengkremasi dia, karena ibu mereka juga terkena Covid-19.
Di keluarga lain, sang ibu telah meninggal dan sang ayah sangat shock sehingga selama tiga hari ia tidak dapat memberi makan anak-anaknya. "Kami mendapat telepon dari kerabat yang meminta bantuan untuk memberi makan anak-anak," lanjutnya.
Pemerintah negara bagian telah mulai meningkatkan upaya untuk merawat anak yatim piatu yang pandemi di India, tetapi para ahli mengatakan masih banyak yang harus dilakukan. Risikonya adalah banyak anak mungkin tumbuh sejak saat ini tanpa keluarga di sekitar mereka.
(Susi Susanti)