DODOMA – Seorang perempuan anggota parlemen Tanzania diusir dari ruang rapat dan gedung parlemen karena mengenakan celana ketat.
Insiden itu terjadi pada Selasa (1/6/2021) setelah anggota parlemen pria mengatakan bahwa cara berpakaian beberapa wanita membuat parlemen mendapat ejekan. Anggota parlemen Hussein Amar kemudian menunjuk pada anggota parlemen perempuan Condester Sichwale yang duduk di dekatnya.
BACA JUGA: Setelah Berminggu-minggu Menghilang, Presiden Tanzania Dinyatakan Meninggal Dunia
“Pak Pimpinan (parlemen), contoh ada saudari saya duduk di sebelah kanan saya dengan baju kuning. Lihat celana yang dipakainya Pak Pimpinan!,” kata Amar di Parlemen sebagaimana dilansir BBC.
Pimpinan Parlemen kemudian memerintahkan Sichwale, untuk pergi.
"Pergilah berdandan dengan baik, lalu bergabunglah dengan kami kembali nanti," kata Ketua Parlemen Job Ndugai.
Meski Amar tidak merinci apa yang dia rasa salah dari pakaian yang dikenakan Sichwale, dia mengutip aturan parlemen yang memungkinkan wanita untuk memakai celana panjang tetapi menetapkan bahwa pakaian tidak boleh ketat.
BACA JUGA: Penambang Tanzania Raup Miliaran Setelah Temukan Batu Berharga Ketiga dalam Dua Bulan
Setelah kejadian itu sebuah kelompok yang dipimpin oleh anggota parlemen Jacqueline Ngonyani dan Stella Manyanya bersikeras bahwa langkah itu tidak adil dan tidak ada yang salah dengan pakaian Sichwale.
Mereka menuntut permintaan maaf terhadap Sichwale.
Insiden itu juga menarik komentar di media sosial dari seluruh dunia, dengan beberapa mengatakan itu adalah contoh lain dari bagaimana pria mengawasi cara wanita berpakaian.
(dka)