Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menlu RI: Dukungan China Penting untuk Capai Solusi Damai di Myanmar

Agregasi VOA , Jurnalis-Selasa, 08 Juni 2021 |06:06 WIB
Menlu RI: Dukungan China Penting untuk Capai Solusi Damai di Myanmar
Menlu Retno Marsudi dalam pertemuan dengan Menlu negara ASEAN dengan Menlu China (Foto: Twitter/@Menlu_RI)
A
A
A

JAKARTA — Para menteri luar negeri negara-negara anggota ASEAN, pada Senin (7/6) mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di negara Tirai Bambu. Ini menjadi pertemuan fisik pertama antara kedua pihak sejak Februari tahun lalu. Pertemuan itu diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan tiga dasawarsa hubungan kemitraan antara ASEAN dan China.

Dalam jumpa pers usai mengikuti pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan Indonesia menyampaikan tiga isu terkait perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara termasuk krisis politik di Myanmar.

Pada pertemuan ASEAN-China ini, Retno menegaskan kembali posisi Indonesia, yakni keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar, serta pemulihan demokrasi, harus menjadi prioritas utama.

Menurutnya ASEAN saat ini harus segera mengimplementasikan hasil keputusan pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta pada April lalu.

Menurut Retno, dukungan China bagi ASEAN untuk mewujudkan lima konsensus yang dihasilkan dalam pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta tersebut akan sangat berguna.

"Dukungan RRT (Republik Rakyat China) kepada ASEAN guna menindak lanjuti empat poin dari konsensus itu akan sangat dihargai karena hal ini akan memberikan kontribusi bagi upaya mencapai solusi damai atas krisis yang terjadi," kata Retno.

(Baca juga: Anak Kedua Pangeran Harry-Meghan Diberi Nama Gabungan Putri Diana dan Ratu Elizabeth II)

Selain pertemuan ASEAN-China, Retno juga ikut dalam pertemuan informal antar menteri luar negeri ASEAN. Pada kesempatan ini, Retno menegaskan penunjukkan utusan khusus ASEAN untuk Myanmar harus segera dilakukan.

Utusan khusus ini kata Retno, mesti dibekali oleh panduan kebijakan yang jelas sesuai mandat dari lima konsensus dihasilkan dalam pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta April lalu.

"Utusan khusus (ASEAN untuk Myanmar) harus mendapatkan akses untuk dapat berbicara dengan semua pihak dan ini tentunya memerlukan komitmen dari militer Myanmar. Saya tekankan hal ini sekali lagi merupakan mandat yang tercantum dalam lima poin konsensus," ujar Retno.

Retno menegaskan tanpa dapat berkomunikasi langsung dengan semua pihak di Myanmar, maka sangat sulit bagi utusan khusus ASEAN buat menjalankan tugasnya.

(Baca juga: Bos Mafia Jadi Sensasi YouTube, Beberkan 'Borok-borok' Pejabat yang Berkuasa)

Indonesia menekankan pula pelaksanaan kelima poin konsensus yang dihasilkan dalam pertemuan para pemimpin ASEAN harus dilakukan secara transparan agar kesatuan ASEAN dapat terpelihara.

Sementara itu, peneliti ASEAN di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pandu Prayoga sependapat bahwa utusan khusus ASEAN untuk Myanmar harus segera dibentuk dan dikirim ke negara tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement