WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pasukan AS akan mengakhiri misi tempur mereka di Irak pada akhir tahun ini, tetapi akan terus melatih dan memberi nasihat kepada militer Irak.
Pengumuman itu muncul setelah Biden mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi di Gedung Putih.
Bagi Biden, pengumuman itu menandai berakhirnya perang lain yang dimulai di bawah mantan Presiden George W Bush. Tahun ini dia mengatakan pasukan AS akan meninggalkan Afghanistan.
Berbicara di Gedung Putih, Biden mengatakan kepada mitranya dari Irak, jika kerja sama kontra-terorisme keduanya akan berlanjut bahkan saat mereka beralih ke fase baru ini.
(Baca juga: Pria Ini Miliki Tank Bekas Perang Dunia II hingga Torpedo di Ruang Bawah Tanah)
"Peran kami di Irak akan berurusan dengan ketersediaan untuk terus melatih, membantu, membantu dan menangani ISIS saat mereka tiba," tambah Biden pada pertemuan itu.
"Tapi kita tidak akan, pada akhir tahun, dalam misi tempur,” lanjutnya.
"Hari ini hubungan kami lebih kuat dari sebelumnya. Kerjasama kami adalah untuk ekonomi, lingkungan, kesehatan, pendidikan, budaya dan banyak lagi,” terang Kadhimi menjawab.
Dia bersikeras tidak ada pasukan tempur asing yang dibutuhkan di Irak.
(Baca juga: Kasus Covid-19 di Asia Tenggara Capai Titik Tertinggi Baru)
Saat ini ada 2.500 tentara AS di Irak membantu pasukan lokal melawan sisa-sisa kelompok ISIS.
Jumlah pasukan AS kemungkinan akan tetap sama tetapi langkah itu dilihat sebagai upaya untuk membantu PM Irak.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut