JAKARTA - Indonesia menyoroti kesenjangan terkait akses vaksin Covid-19 global dan mendorong kerja sama vaksin serta kesehatan dalam rangkaian pertemuan dengan Negara Mitra Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
“Masih terdapat perbedaan mencolok dalam akses vaksin secara global,” kata Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar, yang mewakili Indonesia dalam pertemuan tersebut yang berlangsung pada Rabu (4/8/2021), dikutip dari keterangan tertulis Kemlu RI di Jakarta, Kamis (5/8/2021).
BACA JUGA: Indonesia Tegaskan ASEAN Tak Beri Pengakuan Terhadap Junta Militer Myanmar
Diskriminasi vaksin, menurut Wamenlu, dapat menghambat upaya pemulihan yang akan berdampak luas.
Guna mengatasi hal tersebut, Indonesia mengusulkan penjajakan kerja sama riset dan produksi vaksin antara ASEAN dengan perusahaan di negara mitra yang memiliki lisensi produksi vaksin dan obat-obatan untuk menangani Covid-19.
Selain itu, Wamenlu juga menggarisbawahi pentingnya mobilitas masyarakat di kawasan untuk mendukung pemulihan ekonomi. Saat ini, ASEAN telah memiliki kerangka untuk mendukung mobilitas tersebut, yaitu ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework (ATCAF).
“Kerangka ini pada waktunya dapat diperluas dengan negara mitra,” kata Wamenlu dalam pertemuan ASEAN dengan Rusia.
Selain terkait vaksin dan pergerakan masyarakat di kawasan, Indonesia juga mengangkat pentingnya situasi geopolitik yang aman dan stabil untuk pemulihan ekonomi yang tangguh.
BACA JUGA: Mahfud MD Dorong Kolaborasi ASEAN untuk Pemulihan Pascapandemi Covid-19
Terkait stabilitas geopolitik, Wamenlu Mahendra menegaskan kembali pentingnya East Asia Summit sebagai penggerak utama stabilitas kawasan.
“Ini saat tepat bagi kita untuk mewujudkan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific menjadi kegiatan konkret,” ujarnya.
Indonesia juga mengutarakan pandangan serupa dalam pertemuan ASEAN-Australia, ASEAN-Rusia, dan ASEAN-India.