IRAN - Presiden baru Iran yang sangat konservatif, Ebrahim Raisi, mengucapkan sumpah jabatannya dengan berjanji akan mengupayakan diplomasi untuk mencabut sanksi Amerika Serikat (AS). Janjinya itu ditanggapi dengan hati-hati oleh AS.
Raisi yang sebelumnya menjabat sebagai kepala kehakiman Iran, dilantik di parlemen Iran dalam sebuah upacara pada Kamis (5/8). Upacara pelantikan digelar dua hari setelah masa jabatannya secara resmi dimulai dengan dukungan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
"Saya bersumpah untuk menjaga agama resmi, pembentukan Republik Islam dan konstitusi bangsa," kata Raisi pada upacara pengambilan sumpah.
"Sanksi terhadap Iran harus dicabut, dan kami akan mendukung rencana diplomatik apa pun yang mencapai tujuan ini,” ungkapnya dalam pidato di depan parlemen.
(Baca juga: PM Jepang Minta Maaf Usai 'Lompati' Pidato Saat Peringatan Bom Atom Hiroshima)
Raisi, anak didik lama Khamenei, menang mutlak dalam pemilu presiden pada Juni yang dibayangi oleh jumlah pemilih yang rendah. Dewan Wali Iran, sebuah badan yang dipenuhi dengan kaum yang setia kepada Khamenei, yang dengan teliti memeriksa calon presiden, telah menyingkirkan saingan Raisi yang paling menonjol dalam pencalonan. Hal itu mengurangi minat publik dalam pemungutan suara.
(Baca juga: Pesawat Israel Serang Situs Peluncuran Roket di Lebanon)
Para aktivis oposisi AS dan Iran menolak kemenangan Raisi sebagai tidak bebas dan tidak adil.
(Susi Susanti)