Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pensiunan Jenderal: Situasi di Afghanistan Adalah Konsekuensi Kebijakan AS yang Gagal Selama 20 Tahun

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 13 Agustus 2021 |14:00 WIB
Pensiunan Jenderal: Situasi di Afghanistan Adalah Konsekuensi Kebijakan AS yang Gagal Selama 20 Tahun
Pensiunan Jenderal Wesley Clark (Foto: CNN)
A
A
A

WASHINGTON - Pensiunan Jenderal Wesley Clark, mantan komandan sekutu tertinggi NATO, menghubungkan situasi mengerikan saat ini di Afghanistan dengan penilaian Amerika Serikat (AS) yang salah, prioritas yang buruk dan kebijakan yang gagal selama 20 tahun.

"Untuk pemerintahan Presiden AS Joe Biden, saya pikir mereka telah mencapai ujung jalan. Jelas bahwa mereka tidak akan mampu menciptakan atau membantu menciptakan pemerintahan Afghanistan yang mendukung rakyatnya. Dan tanpa dukungan pemerintah itu, militernya tidak akan berhasil. mendapat dukungan dari rakyat. Dan inilah konsekuensinya. Ini menyakitkan. Ini tragis," kata Clark kepada Jim Acosta dari CNN.

(Baca juga: Persiapkan Skenario Terburuk, Pentagon Kirim 3.000 Tentara AS ke Afghanistan)

Sebelumnya Biden menandatangani perintah hari ini untuk mengirim pasukan AS ke Afghanistan, menyusul pertemuan tadi malam di Gedung Putih. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada CNN saat pertemuan itu, Biden menugaskan para penasihat keamanan nasionalnya untuk membuat rencana yang akan disampaikan kepadanya pagi ini.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan memberi pengarahan kepada Biden pagi ini waktu setempat. Saat itulah, Biden memberikan perintah pengiriman pasukan AS ke Afghanistan.

(Baca juga: Taliban Klaim Rebut Kandahar, Kota Terbesar Kedua Afghanistan)

 Seperti dilaporkan CNN, Presiden diketahui tidak menghadiri pertemuan hari ini, tetapi Gedung Putih berusaha menjelaskan Biden terlibat dalam masalah ini dan “memantau dengan cermat.”

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement