HAITI - Pemerintah Haiti mengumumkan keadaan darurat setelah gempa berkekuatan 7,2 melanda negara itu pada Sabtu (14/8). Menurut Jerry Chandler, kepala badan perlindungan sipil Haiti, gempa menewaskan sedikitnya 1.297 orang dan lebih dari 5.700 terluka.
Mayoritas korban tewas terjadi di selatan negara itu, di mana 500 orang diketahui telah meninggal. Gempa itu menghancurkan 2.868 rumah dan merusak 5.410 lainnya. Bencana ini juga telah mendorong rumah sakit ke jurang dan memblokir jalan yang akan membawa pasokan vital.
"Kalau soal kebutuhan medis, ini urgensi terbesar kami. Kami sudah mulai mengirimkan obat-obatan dan tenaga medis ke fasilitas yang terdampak," kata Perdana Menteri Ariel Henry.
"Untuk orang-orang yang membutuhkan perawatan khusus yang mendesak, kami telah mengevakuasi sejumlah dari mereka, dan kami akan mengevakuasi beberapa lagi hari ini dan besok,” lanjutnya.
Keadaan darurat berlaku untuk Departemen Barat, Departemen Selatan, Nippes dan Grand'Anse.
(Baca juga: Gempa Haiti M7,2, Pemerintah Umumkan Keadaan Darurat 1 Bulan)
Gempa terjadi pada pukul 08.30 WIB. kedalaman sekitar 10 kilometer, dengan pusat gempa sekitar 12 kilometer (7,5 mil) timur laut Saint-Louis-du-Sud di bagian barat daya negara itu. Lokasinya sekitar 60 mil sebelah barat dari bencana gempa berkekuatan 7,0 pada tahun 2010 yang menewaskan sekitar 220.000 hingga 300.000 orang.
Gempa pada Sabtu (14/8) itu jauh lebih tidak merusak daripada yang terjadi pada tahun 2010. Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, pada Minggu mengatakan sebuah misi pengintaian PBB ke daerah-daerah yang terkena dampak menemukan "kerusakan yang tidak terlalu signifikan dari yang diperkirakan semula,"
"Kebutuhan kemanusiaan yang paling mendesak diharapkan terkait dengan penyediaan bantuan medis dan air, sanitasi dan kebersihan," ujar organisasi itu.
(Baca juga: Update Gempa M7,2 Haiti: 304 Tewas dan Ribuan Orang Luka-Luka)