Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Malaysia Krisis Kepemimpinan Politik Usai PM Mengundurkan Diri

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 16 Agustus 2021 |16:16 WIB
Malaysia Krisis Kepemimpinan Politik Usai PM Mengundurkan Diri
PM Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri (Foto: Reuters)
A
A
A

  • Tekanan ekonomi dan politik

Ketidakpastian dalam menunjuk perdana menteri baru dan membentuk pemerintahan lain dapat memperburuk tekanan pada aset Malaysia, yang sudah berjuang di bawah beban wabah virus dan prospek pengurangan stimulus AS.

“Situasi politik dalam negeri Malaysia masih sangat tidak pasti, dan wabah Covid tidak menunjukkan tanda-tanda mereda,” kata Alvin Tan, kepala strategi mata uang Asia di RBC Capital Markets LLC di Hong Kong.

“Jadi saya akan tetap sangat berhati-hati pada MYR dalam waktu dekat sampai ada indikasi bahwa kekuasaan akan dialihkan ke pemerintahan baru yang layak, ditambah tanda-tanda bahwa wabah Covid-19 saat ini telah mencapai puncaknya,” ungkapnya.

“Muhyiddin tidak pernah memiliki peluang karena dia memiliki dua kelemahan fatal,” kata James Chin, seorang analis politik dan direktur Asia Institute di University of Tasmania di Australia.

“Pertama, dia tidak pernah bisa mengendalikan UMNO, partai terbesar dalam koalisinya. Kedua, dia tidak pernah bisa mengendalikan Covid-19 meski sudah diperingatkan,” tambahnya.

Muhyiddin, yang menjadi perdana menteri setelah perebutan kekuasaan menyusul pengunduran diri mendadak Mahathir Mohamad tahun lalu, telah mencoba memegang kendali pada awal 2021 dengan menyatakan keadaan darurat dan menangguhkan parlemen. Dia mengutip pandemi sebagai alasan dan memperoleh persetujuan raja, namun infeksi melonjak dan ekonomi berjuang atas arahan pemerintah yang bertentangan.

Pengukur ekuitas utama, yang merupakan salah satu yang berkinerja terburuk di kawasan tahun ini, mempersempit kerugian sebanyak 0,7%. Ringgit sempat menyentuh yang terlemah dalam lebih dari setahun sebelum mengurangi kerugian untuk diperdagangkan sedikit berubah terhadap dolar.

Pekan lalu, bank sentral Malaysia memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 untuk kedua kalinya, karena pembatasan pergerakan baru dan meningkatnya infeksi Covid-19 menghambat pemulihan. Ekonomi menyusut 2% pada kuartal kedua dari yang pertama, memotong kenaikan singkat dan mendorong para pejabat untuk mengungkap rencana selama akhir pekan untuk mengurangi pembatasan pada sektor ritel dan manufaktur.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement