WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah meminta bantuan enam maskapai penerbangan komersial untuk membantu mengangkut orang-orang ketika Washington meningkatkan kecepatan evakuasi warga AS dan warga Afghanistan dari bandara di Kabul.
Pentagon mengatakan pada Minggu (22/8) bahwa pihaknya memanggil 18 pesawat sipil dari United Airlines, American Airlines, Delta Air dan lainnya untuk membawa orang-orang dari lokasi sementara setelah mereka terbang dari Afghanistan.
Maskapai penerbangan sipil terakhir kali dipanggil AS selama Perang Irak pada 2003 dalam program Armada Udara Cadangan Sipil.
(Baca juga: Kebakaran Landa Bandara Kabul di Tengah Upaya Evakuasi dari Afghanistan)
Langkah ini menyoroti kesulitan yang dialami Washington dalam melakukan evakuasi menyusul pengambilalihan cepat Taliban.
Gedung Putih dapat meminta Armada Udara Cadangan Sipil, yang dibentuk pada tahun 1952, untuk membantu militer selama keadaan darurat setelah Pengangkutan Udara Berlin pasca-Perang Dunia II.
Ribuan orang tetap berada di luar bandara internasional Kabul pada Minggu (22/8). Mereka berharap untuk dievakuasi ketika orang-orang bersenjata Taliban memukul mundur kerumunan.
"Ini adalah program yang dirancang setelah pengangkutan udara Berlin setelah Perang Dunia Kedua untuk menggunakan pesawat komersial untuk menambah kapasitas pengangkutan udara kami,” kata Presiden Joe Biden dalam pidato dari Gedung Putih pada Minggu (22/8) sore.
Dia menambahkan bahwa maskapai penerbangan secara sukarela mendaftar untuk program tersebut.
Biden mengatakan penerbangan itu akan membawa orang-orang dari "lokasi penampungan sementara" seperti Qatar dan Jerman ke Amerika Serikat atau negara ketiga. Ia menyebutnya sebagai tahap awal program.
"Tak satu pun dari mereka akan mendarat di Kabul," katanya.
American Airlines, Atlas Air, Delta Air Lines dan Omni Air masing-masing akan menyediakan tiga pesawat. Ada juga dua dari Hawaiian Airlines, dan empat dari United Airlines.