Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Orang-Orang di Bandara Melarikan Diri dari Taliban Hanya Bawa 1 Koper, 14.000 Warga Menunggu Dievakuasi

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 24 Agustus 2021 |09:28 WIB
Orang-Orang di Bandara Melarikan Diri dari Taliban Hanya Bawa 1 Koper, 14.000 Warga Menunggu Dievakuasi
Orang-orang antri naik pesawat terbang demi melarikan diri dari Afghanistan (Foto: BBC)
A
A
A

AFGHANISTAN- Bandara internasional Kabul penuh dengan kepadatan dan kekalutan. Di setiap arah, ada pesawat angkut militer abu-abu besar dari Amerika Serikat (AS) dan banyak negara lainnya. Helikopter militer sibuk lalu lalang di langit.

Setiap pesawat memiliki antrian panjang orang yang hendak dievakuasi. Antrian tampaknya tidak berakhir. Mereka telah diberitahu bahwa mereka hanya dapat membawa satu koper dan pakaian yang mereka kenakan, saat mereka meninggalkan negara mereka - negara yang sekarang dikendalikan oleh Taliban.

Tapi bukan hanya negara yang mereka tinggalkan. Mereka meninggalkan kehidupan yang mereka jalani, dan untuk generasi muda terpelajar, kehidupan yang mereka bangun, impian yang mereka hargai selama 20 tahun.

Menurut laporan ada 14.000 orang di dalam lapangan terbang yang sudah dikendalikan militer AS, menunggu untuk dievakuasi.

(Baca juga: Presiden Tanzania Dikecam Usai Gambarkan Pesepakbola Wanita Miliki Dada Rata dan Tidak Menarik Dinikahi)

 Wartawan lepas Bilal Sarwary termasuk di antara mereka yang berhasil mencapai lapangan terbang, setelah meninggalkan semua yang telah dia bangun dengan susah payah, kecuali beberapa pasang pakaian dan keluarga mudanya.

Sarwary, mantan jurnalis BBC, telah merencanakan untuk membesarkan putrinya - bernama Sola, yang berarti "perdamaian" - di negara asalnya, tempat yang telah dia liput selama 20 tahun. Dia telah lama bekerja sebagai penerjemah pada 2001.

Sebaliknya, dia berharap suatu hari dia akan memahami keputusan yang telah dia buat untuk pergi.

"Hari ini adalah hari dimana satu generasi warga Afghanistan telah mengubur mimpi dan aspirasi mereka dan kehidupan kita," katanya.

(Baca juga: Anak Mantan Presiden Tersandung Korupsi 'Skandal Tuna', Rugikan Negara Rp29 Triliun)

“Kota ini bagi kami adalah rumah kami, terlepas dari kontradiksinya kami menyebutnya rumah, kami dibesarkan dari sini. Kami berharap Taliban dapat belajar dari pelajaran masa lalu… dan kami dapat membuktikan bahwa kami dapat menjauh dari tank dan peluru, menuju jalan di mana semua orang bisa melihat diri mereka sendiri,” terangnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement