Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Serdadu AURI, Ngacir saat Berhadapan Pasukan Gaib Komandannya Ditinggal Sendiri

Tim Okezone , Jurnalis-Senin, 06 September 2021 |07:44 WIB
Kisah Serdadu AURI, <i>Ngacir</i> saat Berhadapan Pasukan Gaib Komandannya Ditinggal Sendiri
H AS Hanandjoeddin diabadikan dalam bentuk patung di Kompleks Bandara H AS Hanandjoeddin Tanjungpandan (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Serdadu AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia, kini TNI AU) di pedalaman Trenggalek, Jawa Timur memiliki kisah horor. Mereka harus berhadapan dengan tentara gaib, hingga komandannya ditinggal sendirian.

Konon, kejadian terjadi pada Januari 1949 atau beberapa pekan pasca-Belanda melancarkan Agresi Militer II (19 Desember 1948). Seperti dikutip dari buku ‘Sang Elang: Serangkai Kisah Perjuangan H AS Hanandjoeddin di Kancah Revolusi Kemerdekaan RI’ karya Haril M Andersen.

Baca Juga:  TNI AU dan Angkatan Udara AS Gelar Latihan Tanggap Bencana Bersama

Pasukan Detasemen Udara Parigi pimpinan Opsir Muda Udara III Hanandjoeddin mengalami kejadian misterius dihadang seribu pasukan gaib. Kala itu, pasukan Hanandjoeddin hendak memutus sebuah jembatan tua di Lembah Watulimo dengan peledak.

Maksud dari memutus jembatan tersebut guna menghambat laju pergerakan tentara Belanda. Namun, berulangkali peledak yang ditanam tak kunjung meledak hingga harus melapor ke Hanandjoeddin di markas.

Hanandjoeddin akhirnya mendatangi tokoh masyarakat setempat untuk mencari tahu, ternyata jembatan tersebut ada yang "melindungi". Hanandjoeddin pun diminta untuk puasa dan bermunajat kepada Allah SWT agar kerajaan gaib yang melindungi jembatan tersebut bisa dipindahkan.

Baca Juga:  Pesawat Pembom Nuklir B-52 Berseliweran di Langit Sulawesi, Ada Apa?

Hanandjoeddin yang merasa saran tersebut tak masuk akal, akhirnya memilih untuk mendatangi jembatan tersebut dengan anak buahnya. Suasana kian mencekam dan horor saat melewati hutan Watulimo yang acap disebutkan warga lokal desa lain sebagai tempat yang angker.

“Maaf, ndan (komandan) sebaiknya kita urungkan rencana malam ini,” ucap M Yahya, salah satu anak buah Hanandjoeddin.

Anak buah Hanandjoeddin pada ketakutan, terlebih hari mulai beranjak gelap. “Kalau kalian takut, kembali saja ke markas! Biar saya sendiri yang pergi ke jembatan!” seru Hanandjoeddin.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement