Raja Hayam Wuruk yang jatuh cinta kepada putri Sunda ini membicarakan hal tersebut ke Gajah Mada dan ke pihak Kerajaan Sunda juga. Tapi entah bagaimana kisah cintanya yang tulus, kemudian ditafsirkan sebagai sebuah strategi politik ala Gajah Mada.
Konon saat itu Raja Sunda dan rombongannya termasuk Putri Sunda Dyah Pitaloka telah berangkat menuju ke Majapahit. Keberangkatan mereka untuk menikahkan putrinya dengan Hayam Wuruk.
Baca juga: Ketika Gadjah Mada 'Gempur' Kerajaan Samudera Pasai
Tetapi dikisahkan dalam Serat Pararaton dan Kidung Sunda, pernikahan keduanya gagal. Hal ini karena cita - cita Gajah Mada yang ingin menaklukkan Sunda di bawah panji - panji kebesaran Kerajaan Majapahit.
Gajah Mada mempunyai rencana lain saat Raja Sunda dan rombongannya tiba di Majapahit. Gajah Mada memberi tekanan kepada Sunda, supaya takluk kepada kekuasaan Kerajaan Majapahit, akan tetapi rencana ini tak berhasil.
Orang - orang Sunda menolak perintah supaya Putri Sunda Dyah Pitaloka dibawa ke istana Majapahit untuk diserahkan ke Hayam Wuruk. Raja Sunda beranggapan kedatangan mereka di Majapahit, bukan untuk menyerahkan putri sebagai upeti dan tanda takluk ke Majapahit. Namun untuk mengantarkan putrinya menikah dengan Raja Hayam Wuruk.