Dilansir situs Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lingga dimaknai sebagai pilar cahaya, simbol benih dari segala sesuatu yang ada di alam semesta. Dewa Siwa kerap digambarkan sebagai sosok lingga yang mengandung energi penciptaan dan simbol organ maskulin. Namun, energi tersebut akan berfungsi apabila disatukan dengan shakti yang disimbolkan dalam wujud yoni, simbol organ feminin.
Dengan demikian, penyatuan antara lingga sebagai organ maskulin dengan yoni yang merupakan simbol organ feminin akan menghasilkan energi penciptaan, yang merupakan dasar dari semua penciptaan.
Makna lingga dan yoni yang berkaitan dengan simbol seks juga dijelaskan dalam penelitian M. Dwi Cahyo bertajuk Makna dan Fungsi Simbol Seks dalam Ritus Kesuburan Masa Majapahit. Energi shakti yang merupakan simbol yoni bernama Uma atau Parwati. Dengan demikian, penyatuan lingga dan yoni dipercaya menghasilkan kekuatan tertinggi.
Lingga dan yoni biasa dipakai dalam ritual pemujaan kepada Dewa Siwa yang dilakukan umat Hindu. Adaun media yang dipakai berbentuk phallus atau kelain laki-laki. Air yang dialirkan pada lingga dan kemudian mengalir pada cerat yoni akan dianggap sebagai air suci dan dapat digunakan untuk ritual keagamaan.
Ritual keagamaan tersebut saat ini jarang ditemukan di Indonesia, namun sangat umum di India.
Meski demikian, pemuja Siwa di India tidak selalu mengamini mereka berhadapan dengan simbol seksual. Pasalnya, mayoritas lingga-yoni tidak digambarkan secara natural sebagai organ seks, melainkan energi penciptaan alam semesta.
(Rahman Asmardika)