Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita di Balik Seluruh Laki-Laki di Gurun Sahara yang Berpakaian Serba Biru

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 01 Oktober 2021 |12:15 WIB
Cerita di Balik Seluruh Laki-Laki di Gurun Sahara yang Berpakaian Serba Biru
Laki-laki berpakaian serba biru di gurun Sahara (Foto: Juan Martinez)
A
A
A

  • Tempat peleburan budaya di Sahara

Mirip pakaian bergaya tunik lainnya, seperti kimono dari Jepang atau kaftan yang berasal dari Mesopotamia kuno, daraa menancapkan pengaruhnya dalam sejarah mode.

Versi pertama dari pakaian tersebut diperkirakan berasal dari komunitas Haalpulaar, yang tinggal di sepanjang Sungai Senegal. Lokasinya berada di antara wilayah Senegal modern dan Mauritania.

Pada akhirnya, populasi dari semua status sosial mengenakan daraa. Meski begitu, warnanya tergantung pada status sosial seseorang.

Pedagang kaya mengenakan daraa putih kapur dan tagelmust karena mereka mampu membersihkan pakaian mereka setiap hari.

Adapun orang-orang yang diperbudak biasanya mengenakan pakaian hitam karena mereka sering bekerja di lingkungan yang kotor dan harus memakai pakaian yang sama berulang kali.

Karena pewarna alami di sekitar Sahara sangat sedikit, daraa berwarna muncul setelah komunitas Haalpulaar menjual pewarna nila alami. Teknik pewarnaan nila pun kemudian menjadi populer.

Daraa berwarna biru tua ini sangat cocok untuk orang yang tidak mampu membeli dara putih, tapi juga tidak ingin memakai yang hitam.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement