Dalam beberapa dekade terakhir, seiring kedatangan pewarna kimia dari Asia dan Eropa dan teknik pewarnaan berbiaya rendah seperti teknik dyeing (perendaman di air dingin), membuat warna biru dalam berbagai tingkat menjadi dimungkinkan.
Dan dengan munculya kelas menengah di berbagai kota di Mauritania, orang-orang semakin memilih daraa biru muda. Warna ini dianggap serupa dengan dengan daraa putih tradisional dan status sosial yang tersimbolkan.
"Daraa biru muda terlihat seperti yang putih, tapi hanya perlu dibersihkan setiap tiga hingga empat hari," terang Jdeidou.
Pasar sentral di ibu kota Mauritania, Nouakchott, benar-benar 'dunia biru'. Banyak penjual hanya menawarkan pakaian biru. Setidaknya satu dari setiap empat laki-laki di kota ini juga memakai daraa biru.
Di Mauritania bukan hanya pakaian yang biru, tapi juga selimut, payung kios, bahkan elemen arsitektur seperti pintu, langit-langit dan pagar.
Meskipun biru melambangkan langit dan keilahian dalam Al-Qur'an, warga Mauritania memiliki alasan praktis untuk menggunakannya. Bagi mereka, biru adalah warna yang sempurna untuk melindungi diri dari matahari.