Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Macron Lontarkan Komentar 'Tak Menyenangkan', Mali Panggil Dubes Prancis

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 06 Oktober 2021 |10:44 WIB
Macron Lontarkan Komentar 'Tak Menyenangkan', Mali Panggil Dubes Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: Reuters)
A
A
A

BAMAKO - Kementerian luar negeri Mali memanggil duta besar Prancis untuk Bamako pada Selasa (5/10/2021) atas komentar Presiden Emmanuel Macron yang dinilai tidak ramah dan tidak menyenangkan.

Ini adalah insiden terbaru dalam perselisihan antara Mali dan mitra militer utamanya, Prancis, terkait laporan bahwa Bamako dapat merekrut tentara bayaran Rusia saat Paris mengatur ulang misi kontra-terorisme yang beranggotakan 5.000 orang di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Berang dengan Pernyataan Macron, Aljazair Tarik Dubes dari Prancis

Perdana Menteri Mali menuduh Prancis mengabaikan negara itu dalam perang bersama melawan gerilyawan Islamis. Macron pekan lalu menolak tuduhan itu dan mempertanyakan legitimasi otoritas Mali yang mengawasi transisi ke pemilihan setelah dua kudeta hanya dalam waktu setahun.

Sebagai tanggapan, kementerian luar negeri Mali mengatakan telah memanggil duta besar Prancis untuk memberitahunya tentang kemarahan dan ketidaksetujuan pihak berwenang.

BACA JUGA: Pemimpin Kudeta di Mali Asimi Goita Diangkat sebagai Presiden Sementara

Pada pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Abdoulaye Diop "memprotes keras pernyataan (Macron) yang disesalkan, yang kemungkinan akan merusak perkembangan hubungan persahabatan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.

Dikatakan Diop juga menyerukan kedua belah pihak untuk mengambil pendekatan konstruktif dan memprioritaskan melawan pemberontakan di wilayah tersebut.

Kekerasan di Sahel, wilayah gersang yang berbatasan dengan tepi selatan Gurun Sahara, telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir meskipun kehadiran ribuan pasukan PBB, regional dan Barat.

Sumber diplomatik dan keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa junta militer Mali hampir merekrut Grup Wagner Rusia, dan Prancis telah meluncurkan upaya diplomatik untuk menggagalkannya. Paris mengatakan penggunaan tentara bayaran Rusia tidak sesuai dengan kehadiran Prancis yang berkelanjutan di kawasan.

Ini bukan pertama kalinya komentar Macron memicu reaksi dari negara Afrika. Pekan lalu Aljazair memanggil pulang Dubesnya dari Prancis untuk konsultasi terkait komentar Macron yang dianggap ‘tak bertanggung jawab’ dan mencampuri urusan dalam negeri Aljazair.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement