Namun sekolah kemudian coba berkoordinasi dengan seorang pendeta di sekitar lingkungan sekolah dan tempat tinggal korban. Perlahan korban didekati dan akhirnya mulai terbuka tentang kisah mirisnya.
“Miris sekali lihat kondisi rumah mereka, hanya miliki satu kamar saja, dan tempat tidurnya dari balai-balai saja. Yang bagian atas ayah dan adik lelakinya tidur dan korban di bagian bawahnya,” pungkasnya.
(Qur'anul Hidayat)