Presiden juga merasa ASEAN sudah waktunya untuk menerapkan percepatan ekonomi digital, mengingat data menunjukkan adanya potensi besar yang dimiliki ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi digital yang mencapai USD100 miliar (Rp1,4 kuadriliun) pada tahun 2020.
Selain terkait dengan masalah ekonomi yang dihadapi ASEAN, Indonesia juga mengharapkan ASEAN bisa menjadi lokomotif, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan, mengingat kondisi saat ini yang penuh dengan rivalitas dan kedinamisan, maka ASEAN harus bisa bersatu dan menjaga sentralitasnya melalui penguatan institusi ASEAN.
Penguatan institusi ASEAN ini dapat tercapai dengan penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN sehingga ASEAN mampu merespons dinamikan yang ada seacara efektif.
“Indonesia mengusulkan agar high-level task force yang akan mulai bekerja tahun depan untuk mengembangkan visi ASEAN pasca 2025 juga ditugaskan untuk memberikan rekomendasi tentang penguatan kelembagaan ASEAN.” Kata Menlu Retno.
“Indonesia berharap pada akhir tahun depan, kita dapat menerima hasil rekomendasi tersebut serta mengambil keputusan untuk penerapannya tahun 2023, dengan demikian ASEAN akan siap dan segera lepas landas untuk mewujudkan visi pasca 2025.” Lanjut Retno.
Selain itu, presiden juga menyampaikan rencana Indonesia untuk menyelenggarakan forum kerjasama infrastruktur Indo-pasifik pada tahun 2023, saat masa periode keketuaan Indonesia di ASEAN sebagai bentuk implementasi prinsip ASEAN Outlook on the Indo-pacific (AOIP) melalui kerja sama yang konkret.
(Rahman Asmardika)