“Saat ini kita menghadapi benih-benih perpecahan yang niscaya harus kita hadapi bersama. Persatuan adalah harga termahal dari sebuah masa depan dan eksistensi bangsa. Bangsa-bangsa besar akan hancur ketika pecah, sebaliknya bangsa akan menjadi maju karena bersatu,” ungkap Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 25 Februari 1958 ini.
Pemuda Indonesia dari berbagai latarbelakang yang beragam harus menjadi kekuatan yang mempersatukan. Benih-benih perpecahan jangan sampai tumbuh meluas yang membuat rakyat semakin terpolarisasi dan pecah. Haedar yakin kunci kejayaan Indonesia ada di tangan anak-anak muda tanah air.
“Kebangkitan dan bertumbuh menjadi bangsa yang maju dan jaya kuncinya ada di pemuda, maka pemuda Indonsia harus menjadi kekuatan yang prodyuktif, cerdas, menguasa iptek, dan menjadi kekuatan yang membangun hubungan sesama bahkan melintas batas,” tegas Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
(Awaludin)