"Civil Society, khususnya organisasi keagamaan moderat seperti NU, Muhammadiyah, dll, perlu memberbanyak narasi positif dan melakukan counter narasi radikalisme yang menyasar institusi pendidikan, anak muda dan perempuan melalui berbagai medium untuk membenamkan narasi intoleransi dan radikalisme," ucap Susaningtyas.
Ia menilai partai politik (parpol) sebagai pilar utama demokrasi perlu berperan lebih substansial dalam konsolidasi demokrasi untuk memastikan kader-kader mereka yang menduduki jabatan strategis serius bekerja untuk mengatasi problem-problem struktural di masyarakat.
"Seperti kemiskinan, kebodohan, ketimpangan, ketidakadilan dan lain sebagainya. Hal ini penting untuk menghilangkan enabling environment yang dieksploitasi kelompok radikal untuk melakukan proses radikalisasi di masyarakat luas," tutur Susaningtyas.
(Erha Aprili Ramadhoni)