JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap varian baru Omicron. WHO memperingatkan tindakan pencegahan yang harus digunakan untuk menghentikan penyebaran virus corona.
"Karena kita tidak punya gambaran lengkap tentang varian ini, selama tidak diketahui kemanjuran vaksin yang ada (pada Omicron), maka (kita) perlu mengambil langkah-langkah yang telah diketahui berhasil," kata Christian Lindmeier, juru bicara WHO, dalam sebuah jumpa pers di Jenewa yang telah dijadwalkan, Selasa (30/11).
“Langkah-langkah itu termasuk mengenakan masker jika dimungkinkan dan dianjurkan ketika berada di ruangan dengan lebih dari satu orang, membuat ventilasi ruangan jika memungkinkan, sesering mungkin menjaga kebersihan tangan dan tubuh sebagaimana biasanya ...Langkah – langkah tersebut terbukti berhasil,” lanjutnya.
Baca juga: Uni Eropa: Vaksin Covid-19 untuk Omicron Dapat Disetujui 3 - 4 Bulan
Pesan WHO itu disampaikan ketika laporan menunjukkan potensi kekhawatiran di antara satu perusahaan farmasi bahwa vaksin yang ada mungkin tidak begitu efektif pada varian baru, seperti untuk varian sebelumnya, varian Delta. Lindmeier mengatakan lebih banyak waktu diperlukan untuk mencapai kesimpulan mengenai varian Omicron.
Sementara itu, bukti baru mengungkapkan varian omicron sudah ada di Eropa Barat jauh sebelum kasus pertama diidentifikasi secara resmi di Afrika Selatan.
Baca juga: CEO Moderna: Vaksin Covid-19 Kurang Manjur Lawan Omicron
Pihak berwenang di Belanda mengatakan, Selasa (30/11) varian tersebut terdeteksi dalam sampel uji pada 19 November 2021 - seminggu sebelum infeksi positif terdeteksi Jumat lalu di antara penumpang yang tiba di Amsterdam dengan penerbangan dari Afrika Selatan.
Pejabat kesehatan di Jepang dan Prancis juga mengkonfirmasi kasus omicron pertama pada Selasa (30/11). Ini menambah deretan daftar negara yang sudah terkonfirmasi varian baru Omicron seperti Inggris, Kanada, Skotlandia, Australia, Austria, Spanyol dan Swedia.
Kemunculan dan kecepatan penyebaran omicron itu mendorong Stephane Bancel, Kepala Eksekutif Moderna, dalam sebuah wawancara dengan The Financial Times pada Selasa (30/11) memperingatkan vaksin Covid-19 yang ada di dunia mungkin kurang efektif pada varian baru itu dibandingkan dengan varian Delta dan varian-varian sebelumnya.
Prediksi Bancel mengenai "penurunan materi" dalam efektivitas vaksin - termasuk yang dikembangkan oleh Moderna - mengakibatkan pasar keuangan global anjlok pada Selasa (30/11). Nikkei Tokyo dilaporkan turun 1,5%, harga minyak mentah berjangka melemah lebih dari 3% persen, dan saham berjangka AS mengalami penurunan antara setengah hingga satu persen.
(Susi Susanti)