NAYPYIDAW – Tentara Myanmar dituduh telah melakukan eksekusi terhadap 11 orang di sebuah desa di daerah tengah negara itu. Tentara diduga mengumpulkan para korban sebelum menembak mati dan membakar jasad mereka, menurut keterangan penduduk di daerah itu dan laporan media.
Mayat-mayat yang hangus ditemukan di sebuah desa di Sagaing, daerah yang telah menyaksikan pertempuran sengit antara pasukan keamanan Myanmar dan milisi anti pemerintahan junta. Keterangan penduduk menyebutkan bahwa beberapa korban masih hidup ketika dibakar.
BACA JUGA: Brutal! Militer Myanmar Libas Kerumunan Demonstran dengan Mobil, Tewaskan 5 Orang
Rekaman video yang menunjukkan mayat-mayat yang terbakar itu beredar di media sosial dan gambar-gambarnya dipublikasikan oleh beberapa media, termasuk portal berita Myanmar Now.
Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian rekaman atau klaim tentang bagaimana 11 orang itu meninggal. Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.
Seorang pekerja sukarelawan di daerah itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan melalui telepon bahwa pasukan telah memasuki Desa Don Taw pada Selasa (7/12/2021) pagi dan para korban tewas sekitar pukul 11 pagi hari itu.
"Pasukan itu secara brutal membunuh siapa saja yang bisa mereka temukan," kata sukarelawan itu, mengutip keterangan saksi sebagaimana dilansir Reuters. Relawan telah membantu orang-orang yang melarikan diri dari Don Taw dan desa-desa terdekat lainnya.
BACA JUGA: Serangan Tak Pandang Bulu Militer Myanmar Paksa 100 Ribu Orang Melarikan Diri
Relawan itu mengatakan tidak jelas apakah para korban adalah anggota milisi atau warga sipil biasa.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, dengan protes yang meluas dan pembentukan milisi, yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), untuk menghadapi tentara yang diperlengkapi dengan baik.
Pekerja sukarelawan bantuan lainnya mengatakan mereka telah berbicara dengan saksi di antara sekitar 3.000 orang yang melarikan diri dari lima desa di daerah itu dan bersembunyi, takut akan lebih banyak penangkapan dan pembunuhan.
Baca Juga: Dukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Morowali Hibahkan Tanah ke KKP