Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

JAKARTA : Simpang Temu Umat Beragama

Opini , Jurnalis-Senin, 13 Desember 2021 |17:31 WIB
JAKARTA : Simpang Temu Umat Beragama
Opini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, JAKARTA : Simpang Temu Umat Beragama (Foto: Facebook Anies Baswedan)
A
A
A

MALAM jelang Idul Fitri takbir bergema, suara beduk bertalu-talu. Ribuan tumpah ruah menggemakan takbir di berbagai sudut ibukota. Sebagian menampakkan wajah haru karena bisa kembali menggemakan takbir di ruang terbuka jelang hari yang fitri.

Rasa haru bercampur gembira itu bukan tanpa alasan. Tradisi takbir keliling sempat dilarang beberapa tahun sebelumnya. Bayangkan ketika di kampung halaman para warga menggunakan obor keliling, menggemakan takbir, tapi di ibukota tak diperkenankan melanjutkan tradisi tersebut.

Pada masa pra-pandemi, sikap Jakarta jelas yakni mengizinkan kegiatan takbiran dilaksanakan dengan tertib. Lebih dari sekadar meneruskan tradisi, ini adalah pesan bahwa warga muslim berhak merayakan malam kemenangan yang dinantikan.

Baca Juga:  Anies Baswedan Gunakan Konsep Jauh Jadi Dekat untuk Pulau Seribu

Selang beberapa bulan setelah takbir keliling di masa pra-pandemi, di tepi jalan utama di ibukota diwarnai oleh paduan suara menyanyikan lagu-lagu bernuansa Natal. Sejumlah komunitas musik dan paduan suara mahasiswa menyenandungkan lagu-lagu Natal. Di Jalan Thamrin, pohon cemara besar dan warna merah hadir mendominasi. Untuk pertama kalinya: ibukota mengadakan Christmas Carol jelang Natal.

Cerita lain juga hadir dari saudara kita umat Hindu. Sejak kemerdekaan republik ini, warga Hindu Bali di ibukota tak memiliki fasilitas kremasi untuk umatnya yang meninggal. Bahkan, umat Hindu Tamil tak pernah bisa punya kuil untuk ibadah. Bersyukur, kini semua fasilitas itu berhasil diwujudkan. DKI Jakarta menjadi satu-satunya Propinsi yang memberikan hak libur fakultatif bagi umat Hindu yang merayakan Depavali.

Ikhtiar ini yang coba terus dirajut di Jakarta, selain beragam inisiatif yang berpijak pada kesetaraan, upaya lainnya dengan menghadirkan Program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI). BOTI diberikan ke semua agama. Melalui BOTI, tiap komunitas agama dapat berkolaborasi untuk membangun fasilitas keagamaan dan menggerakkan manusianya yakni pegiat atau komunitas umat beragama. Ini adalah pengejawantahan gagasan bahwa ibukota milik semua, inklusif, dengan pola interaksi yang kolaboratif.

Baca Juga: DKI Jakarta Ikuti Tantangan Inovasi Perkotaan, Anies: Untuk Hidupkan Perekonomian

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement