NEW YORK - Utusan khusus Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Suriah Geir Pedersen mengatakan pada Senin (20/12) jika Suriah telah menjadi "surga" bagi tentara bayaran, pengedar narkoba dan terorisme.
Dalam pengarahannya kepada anggota Dewan Keamanan PBB, Pedersen mengatakan rakyat Suriah terus menderita akibat kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tahun ini.
"Suriah terus memancarkan ketidakstabilan - surga bagi tentara bayaran, perdagangan narkoba dan terorisme," terangnya.
Dia mengatakan negara yang dilanda perang itu tetap terfragmentasi menjadi beberapa daerah yang semakin menjauh.
Baca juga: PBB Khawatir Situasi Kemanusiaan Merosot Drastis di Idlib Suriah
Dia juga memperingatkan bahwa kelaparan dan kemiskinan telah meningkat karena ekonomi terus memburuk. Tercatat 14 juta orang mengalami kemiskinan. Ini menjadi jumlah tertinggi sejak konflik dimulai pada 2011 lalu.
Dia menjelaskan 13 juta warga Suriah tetap terlantar di dalam dan di luar negeri – banyak dari anak-anak mereka tidak mengetahui tanah air mereka – prospek mereka untuk kepulangan yang aman, bermartabat dan sukarela tidak membaik – dan tantangan berkelanjutan bagi tetangga Suriah.
Baca juga: Jumlah Pengungsi Idlib Suriah Tembus Rekor Baru
Diketahui, kondisi Suriah semakin hancur akibat perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Menurut PBB, lebih dari 350.000 orang telah tewas dalam 10 tahun perang di Suriah. Namun diperkirakan angka ini belum terdata semuanya.
Menurut Badan Pengungsi PBB, sekitar 6,6 juta warga Suriah telah dipaksa meninggalkan negara itu selama dekade terakhir.
Sementara itu, Turki dilaporkan menampung sekitar 3,7 juta warga dari Suriah. Jumlah ini lebih banyak dari negara lain mana pun di dunia.
(Susi Susanti)