Pada Minggu Muhajir juga mengatakan bahwa jilbab juga akan diperlukan untuk wanita yang mencari transportasi. Definisi jilbab oleh Taliban, yang dapat berkisar dari penutup rambut hingga cadar atau penutup seluruh tubuh, tidak jelas, dan sebagian besar wanita Afghanistan sudah mengenakan jilbab.
Kelompok HAM Human Rights Watch mengecam pedoman baru itu.
“Orde baru ini pada dasarnya bergerak… lebih jauh ke arah membuat para perempuan menjadi tahanan,” kata Direktur Asosiasi Hak-hak Perempuan HRW Heather Barr kepada kantor berita AFP.
“Ini menutup peluang bagi mereka untuk dapat bergerak dengan bebas, bepergian ke kota lain, melakukan bisnis, (atau) dapat melarikan diri jika mereka menghadapi kekerasan di rumah,” tambah Barr.
Pedoman baru itu diumumkan meski Taliban telah berusaha memproyeksikan citra moderat di dunia internasional. Penghormatan terhadap hak-hak perempuan telah berulang kali dikutip oleh para donor global utama sebagai syarat untuk memulihkan bantuan bagi Afghanistan.
(Rahman Asmardika)