PARIS - Virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 terus berkembang dan bermutasi, membuatnya lebih menular dan memungkinkannya menginfeksi orang yang sudah divaksin dan seharusnya memiliki kekebalan.
Temuan baru strain Covid-19 yang ditemukan di Prancis diketahui memiliki 46 mutasi, yang diyakini membuatnya lebih mudah menular dan resisten terhadap vaksin. Strain baru ini dilaporkan sebuah makalah yang diposting medRxiv, yang belum mendapatkan tinjauan rekat sejawat (peer review).
BACA JUGA: Kasus Pertama 'Flurona', Kombinasi Flu dan Virus Corona, Ditemukan di Israel
Varian virus corona, dijuluki B.1.640.2., pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan di Institut Rumah Sakit Universitas Infeksi Méditerranée (IHU) pada 10 Desember 2020. Pihak rumah sakit telah mengumumkan di Twitter bahwa mereka telah mendeteksi jenis baru pada pasien dari Forcalquier, di wilayah Alpes-de-Haute-Provence.
Sekelompok 12 kasus varian "kombinasi atipikal" telah dikonfirmasi di dekat daerah Marseilles, dengan laporan menunjukkan bahwa banyak dari pasien tersebut memerlukan rawat inap.
“Kami memang memiliki beberapa kasus varian baru ini di wilayah geografis Marseilles. Kami menamakannya 'varian IHU'. Dua genom baru baru saja dikirimkan,” tulis Profesor IHU Philippe Colson, kepala departemen yang menemukan varian tersebut sebagaimana dilansir Sputnik.
BACA JUGA: Strain Covid yang Lebih Buruk dari Varian Delta Ditemukan di 3 Negara
Menurut makalah itu, "kasus indeks" dari varian ini adalah seorang pria yang divaksinasi lengkap yang telah kembali dari perjalanan ke Kamerun pada November. Tiga hari kemudian dia dinyatakan positif mengidap virus corona, mengalami "gejala pernapasan ringan".
Pengujian telah menunjukkan bahwa jenis virus corona membawa mutasi E484K – yang diyakini membuatnya lebih tahan terhadap vaksin, dan mutasi N501Y yang awalnya ditemukan pada varian Alpha. Fitur terakhir dapat membuat strain, yang dianggap sebagai “kerabat jauh” varian Omicron ini lebih menular.
Follow Berita Okezone di Google News