Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lebih Lemah dari Krakatau, Letusan Gunung Berapi Tonga Diperkirakan Setara 1.000 Kali Bom Hiroshima

Muhaimin , Jurnalis-Senin, 17 Januari 2022 |12:43 WIB
Lebih Lemah dari Krakatau, Letusan Gunung Berapi Tonga Diperkirakan Setara 1.000 Kali Bom Hiroshima
Citra satelit dari erupsi gunung berapi bawah tanah Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai yang memicu peringatan tsunami di beberapa negara Pasifik, 15 Januari 2022. (Foto: CIRA/NOAA via Reuters)
A
A
A

Sulfur dioksida adalah kebalikan dari gas rumah kaca–dan dalam jumlah besar yang dapat dikeluarkan gunung berapi, letusan mampu mendinginkan Bumi dengan cara yang terukur. Hal itu terlihat di Pinatubo pada tahun 1991-1992, terutama setelah letusan gunung Tambora (Sumbawa, Indonesia; 1815) dan Krakatau yang benar-benar dahsyat, yang menyebabkan gagal panen global pada tahun-tahun berikutnya.

Sejauh ini belum ada laporan tentang korban jiwa maupun luka di Tonga akibat erupsi dan tsunami yang terjadi karena jaringan komunikasi di sana masih terputus. Namun, ada kekhawatiran erupsi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai bisa memunculkan bahaya yang lebih besar di masa depan.

Ahli vulkanologi Universitas Auckland Shane Cronin dan kolaboratornya telah menunjukkan bahwa Hunga Tonga-Hunga Ha'apai memiliki sejarah letusan dahsyat–setiap 1.000 tahun atau lebih, dan letusan masa lalu bukan hanya peristiwa tunggal, tetapi tampaknya menjadi bagian dari serangkaian letusan selama berbulan-bulan.

Potensi bahaya lebih lanjut bagi penduduk Tonga adalah “runtuhnya sektor” gunung berapi. Secara sederhana, ini adalah tanah longsor bawah laut–banyak gunung berapi bawah laut di Cincin Api umumnya, dan Tonga secara khusus, telah mengalami jenis kejadian yang menghasilkan tsunami tersebut.

"Mengingat skala letusan terbaru ini, mari berharap sebagian besar selesai dan sejarahnya tidak terulang demi masyarakat Tonga, yang mendoakan yang terbaik, dan akan membutuhkan dukungan kuat kami selama beberapa minggu dan bulan mendatang karena mereka bertahan setelah letusan," jelas Schmidt dan Arculus.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement