2. Dibesarkan di panti asuhan
Ketika kesehatan ibu Chaplin memburuk, begitu pula keuangan keluarga. Keadaan menjadi sangat buruk sehingga pada 1896 Chaplin dan kakak tirinya dikirim ke sekolah asrama umum untuk "anak yatim dan anak-anak miskin".
Chaplin menghabiskan sekitar 18 bulan di sana, periode sekolah berkelanjutan terlama yang pernah dia terima. Dia belajar membaca dan menulis, tapi di sini dia juga menderita. Seperti hukuman cambuk yang parah dan rambutnya dicukur saat terkena kurap atau panu.
Tak lama kemudian, ibunya dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Sementara itu, sang ayah memainkan peran yang sangat kecil dalam pengasuhannya dan akhirnya meninggal karena ketergantungan minuman keras pada usia 37 tahun.
3. Benci film pertamanya
Selama tur vaudeville kedua Chaplin di Amerika Serikat (AS) pada 1913, Keystone Studios mempekerjakannya dengan bayaran USD150 (Rp2 juta) per minggu. Dia membuat penampilan film pertamanya awal tahun berikutnya, memainkan penipu yang menganggur di “Making a Living.” Mengenakan kumis stang, topi atas, dan kacamata berlensa, dia membuat beberapa lelucon lucu. Terutama saat bercerita tentang seorang jurnalis yang pada satu titik mewawancarai seorang pria yang terperangkap di bawah mobil alih-alih membantunya. Namun, secara keseluruhan, Chaplin mengaku kecewa dengan penampilannya.
“Saya kaku,” ujarnya. "Saya mengambil semua kejutan dari adegan dengan mengantisipasi gerakan berikutnya,” lanjutnya. Dia juga menuduh sutradara memotong materi terbaiknya karena cemburu.