Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kejatuhan Motse Katsav, Presiden Israel yang Terjerat Skandal Seks dan Pemerkosaan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 31 Januari 2022 |13:03 WIB
Kejatuhan Motse Katsav, Presiden Israel yang Terjerat Skandal Seks dan Pemerkosaan
Mantan Presiden Israel Moshe Katsav dijebloskan ke penjara karena skandal pelecehan seksual dan pemerkosaan. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA – Sepanjang sejarah dunia skandal seks telah menjadi salah satu penyebab kejatuhan banyak pemimpin dunia. Ketidakmampuan para tokoh yang berkuasa itu untuk mengendalikan hawa nafsu mereka, tidak jarang menjadi sumber malapetaka yang menghancurkan karier mereka.

Salah satu dari pemimpin dunia mengalami kejatuhan semacam ini adalah Presiden Israel Moshe Katsav. Ironisnya, salah satu dakwaan yang dijatuhkan kepadanya adalah pemerkosaan, menjadikan dirinya satu-satunya presiden yang dihukum atas kejahatan keji itu dan membuat karier Katsav berakhir di balik jeruji besi.

Katsav, seorang ayah dari lima anak, didakwa atas tuduhan pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap mantan karyawannya, yang dilakukan saat dia menjabat sebagai Menteri Pariwisata Israel pada 1990-an. Dia juga didakwa melecehkan dua wanita lainnya ketika dia menjadi Presiden Israel periode 2000 hingga 2007.

Pada Desember 2010, Katsav dinyatakan bersalah atas tuduhan semua tuduhan tersebut dan setahun kemudian dia menjalani hukuman tujuh tahun kurungan di penjara keamanan minimum Israel setelah bandingnya ditolak pengadilan.

Dakwaan terhadap Katsav mengejutkan Israel, terutama karena jabatannya sebagai seorang presiden, jabatan seremonial yang biasanya diisi oleh seorang negarawan tua yang dihormati yang diharapkan naik di atas politik dan berfungsi sebagai suar moral.

Kasus terhadap Katsav muncul pada 2006 setelah dia melapor kepada polisi bahwa salah satu penuduhnya mencoba memeras uang darinya. Namun, penyelidikan dan rincian yang kemudian muncul membuat publik melihat Katsav sebagai seorang petinggi yang menggunakan kekuasaannya untuk mengeksploitasi bawahannya secara seksual.

Katsav sendiri bersikeras dirinya tidak bersalah, menyebut dakwaan terhadap dirinya diputuskan tanpa bukti.

Memang, dengan tidak adanya bukti forensik, jaksa membangun kasus mereka hampir seluruhnya berdasarkan kesaksian saksi. Namun, pakar hukum mengatakan kesaksian para korban yang tidak mengenal satu sama lain mengarah pada keyakinan, yang membuat hakim menuduh Katsav telah berbohong.

BACA JUGA: Dibui Karena Perkosaan, Mantan Presiden Israel Bebas Lebih Cepat

Kasus terhadap pria kelahiran Iran itu melalui banyak lika-liku. Bahkan pada satu titik Katsav menuduh jaksa dan media merencanakan kejatuhannya karena dia bukan berasal dari kelompok elite keturunan Eropa di Israel.

Katsav mengundurkan diri pada 2007, dua minggu sebelum masa jabatannya tujuh tahunnya berakhir.

dengan enggan mengundurkan diri dua minggu sebelum masa jabatan tujuh tahun berakhir pada 2007.

Pada 2016 Katsav mendapatkan pembebasan bersyarat setelah menjalani hukuman lima tahun penjara. Katsav dilarang untuk memberikan pernyataan kepada media atau meninggalkan Israel selain juga mengikuti rehabilitasi sebagai syarat pembebasannya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement