WASHINGTON - Pasukan khusus Amerika Serikat (AS) telah membunuh pemimpin kelompok ISIS dalam serangan di barat laut Suriah, kata Presiden Joe Biden pada Kamis (3/2/2022).
Dikutip Reuters, seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi tewas dalam operasi tersebut. Setidaknya 13 orang juga tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
"Berkat keterampilan dan keberanian angkatan bersenjata kami, kami telah keluar dari medan perang ... pemimpin ISIS. Semua orang Amerika telah kembali dengan selamat dari operasi itu," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Eks Militan ISIS Mengaku Bayar Rp114 Juta untuk Dibebaskan dari Penjara
Quraishi menggantikan Abu Bakr al-Baghdadi yang memimpin kelompok itu ketika mengambil alih sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, memerintah jutaan orang pada puncak kekhalifahan yang dideklarasikan sendiri.
Baghdadi terbunuh pada Oktober 2019 oleh pasukan AS - juga dalam serangan di Suriah utara - setelah pejuang ISIS dikalahkan di medan perang. Kelompok ini sekarang melancarkan serangan pemberontak di Irak dan Suriah.
Baca Juga: Tiga Ledakan Bom Bunuh Diri Guncang Ibu Kota Uganda, ISIS Klaim Bertanggung Jawab
Sekretaris Pers Pentagon John Kirby sebelumnya menggambarkan serangan hari Kamis sebagai misi kontra-terorisme yang sukses, dengan mengatakan tidak ada korban AS.
Petugas penyelamat Suriah mengatakan, sedikitnya 13 orang termasuk enam anak dan empat wanita tewas oleh bentrokan dan ledakan yang meletus setelah serangan dimulai, menargetkan sebuah rumah di daerah Atmeh dekat perbatasan Turki.
Prosedur militer AS untuk menjaga terhadap korban sipil saat ini berada di bawah pengawasan setelah serangan pesawat tak berawak yang salah di Afghanistan yang awalnya dipuji oleh Pentagon sebagai keberhasilan.
Sejumlah kelompok jihad yang memiliki hubungan dengan al Qaeda beroperasi di barat laut Suriah, benteng besar terakhir pemberontak yang memerangi Presiden Bashar al-Assad dalam perang Suriah selama satu dekade. Pemimpin kelompok Negara Islam juga bersembunyi di daerah tersebut.
Penduduk mengatakan, helikopter mendarat dan tembakan senjata berat dan ledakan terdengar selama serangan yang dimulai sekitar tengah malam. Pasukan AS menggunakan pengeras suara untuk memperingatkan perempuan dan anak-anak agar meninggalkan daerah itu, kata mereka.
(Arief Setyadi )