"Ada banyak sambaran petir di daerah kami. Saya masih ingat seorang bocah lelaki berusia tujuh tahun meninggal ketika dia pergi keluar saat badai untuk menjemput kerbau mereka. Sekarang kami mencoba diam di rumah," kata Sandhyarani Giri, seorang guru sekolah di Benggala Barat.
Giri tinggal di sebuah kampung nelayan berpenduduk padat di Fraserganja, sebuah wilayah yang berbatasan dengan Teluk Benggala dan berjarak 120 kilometer arah selatan dari Kolkata.
Area ini semacam titik panas sambaran petir. Sekitar 60 orang meninggal setiap tahunnya karena tersambar petir di tempat desa Giri berada.
Lanskap desa-desa pesisir ini terdiri dari lahan pertanian, telaga, serta rumah beratap seng dan jerami. Hidup di tepi laut bisa sangat berbahaya akibat badai siklon dan gelombang pasang yang terjadi. Petir lebih mungkin menyambar di darat, tetapi perairan di lepas pantai paling sering tersambar.
Pada dasarnya, petir terjadi akibat pelepasan listrik yang dipicu oleh ketidakseimbangan di dalam awan badai.