Kisah Prabu Brawijaya Punya Ratusan Istri dan Selir, Rukun Meski Beda Agama
RAJA MAJAPAHIT Prabu Brawijaya V terkenal mempunyai istri dan selir yang banyak. Menurut sejarah, jumlahnya hingga mencapai ratusan istri dan selir.
Namun Prabu Brawijaya V tetap menjaga kerukunan dengan istri dan selirnya di lingkungan Istana Majapahit.
Di sisi lain, meski Prabu Brawijaya V adalah seorang penganut ajaran Buddha yang taat, tetapi ia tidak pernah mempermasalahkan perbedaan agama dan keyakinan para istri dan keturunannya
Mengutip dari buku ‘Brawijaya Moksa: Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit”, sang permaisuri Ratu Dewi Dwarawati merupakan seorang muslimah.
Baca juga: Kisah Selir Cantik Raja Majapahit Dewi Kian Belajar Agama Islam, Tanya Beda Nabi dan Rasul
Juga putra-putrinya, yaitu Retno Pembayun alias Ratu Ayu Handayaningrat, Dewi Candrawati, Raden Jaka Peteng alias Arya Lembu Peteng, Raden Gugur (Sunan Lawu Argopura), dan (Panembahan) Brawijaya Bondhan Surati. Tentu, semua itu atas dorongan Sang Permaisuri yang mengajak semua anak-anaknya memeluk agama Islam.
Sudah menjadi suratan takdir bahwa anak pertama dan kedua Prabu Brawijaya V dengan Ratu Dwarawati adalah perempuan, yaitu Retno Pembayun dan Dewi Candrawati yang kala itu sudah menginjak dewasa.
Lalu ada Istri selirnya Dewi Kian yang semula beragama Buddha, tapi setelah ‘dihadiahkan’ kepada putranya Adipati Arya Damar di Palembang, ia berpindah agama menjadi pemeluk Islam.
Maklum karena Raden Arya Damar adalah seorang muslim yang taat, bahkan kemampuannya dalam bidang agama boleh dibilang sangat mumpuni, tak beda dengan para ulama.
Termasuk putranya yang ditunggu-tunggu dari rahim Dewi Kian, yaitu Pangeran Jimbun, yang karena dididik dalam lingkungan agama Islam sejak kecil sehingga menjadi muslim juga. Semua itu benar-benar tidak ada masalah dalam pandangan Prabu Brawijaya V.
Selain itu bahkan Prabu Brawijaya V juga memiliki beberapa istri dan selir yang berpaham agama asli Jawadwipa seperti aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(Qur'anul Hidayat)
