Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keistimewaan Jenderal Soedirman, Tetap Berperang Bela Indonesia Walau Sakit Parah

Alyssa Nazira , Jurnalis-Rabu, 02 Maret 2022 |13:55 WIB
Keistimewaan Jenderal Soedirman, Tetap Berperang Bela Indonesia Walau Sakit Parah
Jenderal Soedirman ditandu saat berperang karena sedang sakit (Foto: ist)
A
A
A

Pada 19 Desember 1948, Jenderal Simons Spoor, seorang panglima tentara Belanda, memimpin Agresi militer ke II, dan menyerang Yogyakarta yang pada saat itu menjadi ibu kota Indonesia.

Saat itu, Belanda berhasil menahan Presiden Soekarno, Mohammad Hatta, dan hampir seluruh menteri. Beruntungnya, mereka tidak berhasil menangkap Jenderal Soedirman, karena saat pasukan Belanda mengepung Istana, ia telah berangkat bersama para pasukannya untuk memulai perang gerilya.

Jenderal Soedirman menolak tawaran dari Presiden Soekarno untuk bersembunyi di dalam kota sembari menunggu sakit TBC yang dideritanya sembuh. Dengan keadaan yang jauh dari kata sehat itu, Jenderal Soedirman menunjukkan tekadnya sebagai panglima pemimpin pasukan.

Dengan diangkat menggunakan sebuah tandu, akhirnya Jenderal Soedirman melakukan perang gerilya melalui hutan. Hanya dengan satu paru-paru, ia dan pasukannya harus menempuh perjalanan panjang, menaiki dan menuruni gunung, hingga keluar masuk hutan demi menghindari serangan dari pasukan Belanda.

Meski sedang sakit, perjuangannya bersama para pasukannya saat itu tidak sia-sia. Dengan taktik dan strategi yang diberikannya kepada para pasukannya, ia berhasil membuat pihak Belanda kebingungan karena adanya serangan yang secara tiba-tiba.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement