Dalam perkembangan lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam keputusan para pemimpin NATO karena kembali menolak memberlakukan zona larangan terbang atas pesawat-pesawat Rusia di negaranya.
Setelah bertemu dengan para menteri luar negeri di Brussel, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu telah membuat "keputusan yang menyakitkan" dengan mengesampingkan seruan zona larangan terbang di atas Ukraina.
Presiden Zelensky marah atas keputusan itu. "Hari ini kepemimpinan aliansi [NATO] memberi lampu hijau untuk pemboman lebih lanjut di kota-kota dan desa-desa Ukraina."
"Semua orang yang mati mulai hari ini juga akan mati karena kalian, karena kelemahan kalian, karena kurangnya persatuan kalian," katanya.
Pertempuran sengit terus berlanjut di utara, timur dan selatan Ukraina.
Ibu Kota Kyiv menghadapi serangan rudal baru Rusia, dengan ledakan terdengar di sekitar ibu kota, sementara kota pelabuhan tenggara Mariupol telah dikepung dan ditembaki, dan pemboman berlanjut di kota-kota timur laut Kharkiv dan Chernihiv.
Serangan Rusia di PLTN makan korban jiwa
Sementara itu, dalam pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB, perwakilan AS mengatakan Rusiatelah melakukan serangan yang sembrono terhadap pembangkit nuklir Ukraina, Zaporizhzhya, yang merupakan terbesar di Eropa pada Kamis malam (03/03).
Para pemimpin dunia juga menyebut serangan di PLTN sebagai hal yang "mengerikan, ceroboh dan tidak dapat diterima."
Pemantau internasional mengatakan tidak ada bahan radioaktif yang bocor dan reaktor itu masih aman.
Namun beberapa orang meninggal atau terluka dalam kebakaran yang terjadi akibat gempuran Rusia atas pembangkit nuklir tersebut, menurut kementerian luar negeri Ukraina.
Pasukan Rusia menguasai PLTN yang terletak di Ukraina selatan itu pada Jumat (04/03) setelah gempuran yang menyebabkan kebakaran.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan serangan Rusia terhadap PLTN Zaporizhzhya dapat menyebabkan kerusakan "enam kali lebih parah dari Chernobyls."
Kebakaran telah dipadamkan dan para pekerja memonitor PLTN Zaporizhzhia untuk memastikan keamanan dan tingkat radiasi dalam level normal, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina melalui Facebook.
Bila proses pendinginan bahan bakar nuklir terganggu, bisa terjadi kerusakan radioaktif dalam skala besar.
Badan pengawas nuklir PBB mengatakan sejauh ini tingkat radiasi dan keamanan reaktor tidak terganggu. Namun para pakar nuklir mengatakan serangan itu menyebabkan situasi yang penuh risiko.
Bila reaktor dan gedung reaktor rusak, reaktor bisa menjadi panas dan meleleh. Radiasi PLTN dapat menyebar dan dampak mereka yang terpapar akan sangat parah dan lama, termasuk menyebabkan kanker.
Seperti yang diungkapkan presiden, kata pernyataan Kemenlu Ukraina, bencana nuklir di sana bisa lebih buruk dibandingkan Chernobyl and Fukushima.
"Rusia secara sadar melakukan serangan bersenjata ke pembangkit nuklir, tindakan yang melanggar semua perjanjian internasional dalam kerangka Badan Tenaga Atom Dunia, IAEA [International Atomic Energy Agency]," kata pernyataan itu.
Ukraina mendesak komunitas internasional untuk membantu pasukan Rusia angkat kaki dari wilayah itu untuk menjamin keamanan.