MARIUPOL - Seorang pejabat setempat pada Jumat (11/3) mengatakan warga sipil yang terperangkap di Mariupol, Ukraina telah melalui ‘dua hari neraka’ karena Rusia menyerang setiap 30 menit sekali. Kondisi ini pun membuat evakuasi warga sipil kembali gagal dilakukan.
Sekitar 400.000 orang tetap berada di Mariupol. Walikota Vadym Boychenko mengatakan pasukan Rusia secara kejam, dan dengan sengaja menyerang gedung-gedung apartemen.
“Setiap 30 menit, pesawat tiba di atas kota Mariupol dan bekerja di daerah pemukiman, membunuh warga sipil – orang tua, wanita, anak-anak,” katanya dalam sebuah posting online.
“Apakah ini kehebatan tentara Rusia hari ini?,” lanjutnya.
Di tengah penembakan itu, tidak ada satu pun warga sipil yang dapat meninggalkan Mariupol pada Kamis (10/3).
“Rusia ingin menghabisi kami. Mereka ingin menghentikan evakuasi apa pun,” terang Petro Andrushenko, Penasihat Walikota.
Menurut pejabat Ukraina, pengepungan kota selama 10 hari telah mengakibatkan sedikitnya 1.300 kematian. Kota ini secara strategis penting karena jika Rusia berhasil merebut dan menguasai, hal itu akan memungkinkan Rusia untuk menghubungkan kantong-kantong pro-Moskow di timur dan Krimea yang dicaplok Rusia di selatan.
Baca juga: Rusia Terus Tembaki dan Kepung Mariupol, Evakuasi Warga Ukraina Jadi Kacau