Menurut outlet, yang mengutip sumber anonim di Kementerian Pertahanan Ukraina, setelah kontrak disegel, tentara bayaran dipaksa untuk melayani tanpa batas waktu. Para relawan meyakinkan majalah itu bahwa mereka tidak diberitahu tentang klausul kontrak sebelum kedatangan mereka di Ukraina.
"Bagi saya itu menyesatkan. Mereka menjual mimpi kepada Anda: Anda dapat membantu rakyat Ukraina! Tapi kemudian mereka melemparkan Anda ke tempat yang paling buruk di zona perang," kata Priday kepada publikasi tersebut sebagaimana dilansir RT.
Akhirnya, dia menolak menandatangani kontrak dan berhasil meyakinkan 20 relawan untuk mengikutinya. Setelah menghabiskan kurang dari sepuluh jam di tanah Ukraina, pria itu meninggalkan pangkalan dan menumpang kendaraan ke perbatasan untuk pulang ke negaranya.
Priday mengakui bahwa dia terkejut dengan kenaifan beberapa tentara bayaran yang bersamanya di pangkalan.
"Mereka berperang melawan negara yang nyata, dengan tentara yang nyata, dengan angkatan laut yang nyata, dengan pasukan khusus dan senjata berat dan kemampuan taktis yang luar biasa," majalah itu mengutip kata-katanya kepada sukarelawan lainnya.
(Rahman Asmardika)