Rusia telah membalas sanksi internasional, dan mengancam akan menyita aset bisnis yang telah berhenti beroperasi di negara itu.
Itu memberi sanksi kepada Presiden AS Joe Biden dan 12 pejabat AS lainnya pekan lalu.
Pada Rabu (23/3), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa negara itu akan mulai menjual gas alam ke negara-negara yang "tidak bersahabat" dalam rubel. Langkah tersebut bertujuan untuk mendukung mata uang.
Uni Eropa bergantung pada Rusia untuk 40% dari gasnya. Namun, banyak kontrak yang ada disepakati dalam euro dan tidak jelas apakah Rusia dapat mengubahnya.
Pengumuman Putin mendorong rubel ke level tertinggi tiga minggu. Kemudian ditutup pada 97,7 terhadap dolar.
(Susi Susanti)