Daftar permintaan baru ini muncul ketika Ukraina mengklaim mereka menghadapi kekurangan senjata potensial di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung. Namun beberapa penolakan terjadi dari pejabat AS dan NATO yang menekankan bahwa lebih banyak bantuan militer sudah masuk ke negara itu.
Pada 7 Maret lalu, kurang dari dua minggu setelah invasi Rusia ke Ukraina, AS dan anggota NATO lainnya telah mengirim sekitar 17.000 rudal anti-tank dan 2.000 rudal anti-pesawat ke Ukraina.
Sejak itu, negara-negara NATO, termasuk AS, terus mengalirkan senjata dan peralatan, bahkan ketika Rusia mengancam akan menargetkan pengiriman.
Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan paket bantuan keamanan terakhir senilai USD350 juta (Rp5 triliun) yang disetujui pada akhir Februari tiba di Ukraina dalam beberapa hari terakhir. Sedangkan dua paket berikutnya senilai USD1 miliar (Rp14 triliun) sudah mulai tiba.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis (24/3) bahwa sistem persenjataan, amunisi, dan senjata AS mengalir ke Ukraina saat dirinya berbicara.