Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Roman Abramovich dan 2 Negosiator Ukraina Dilaporkan Diracun dengan Senjata Kimia

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 29 Maret 2022 |05:51 WIB
Roman Abramovich dan 2 Negosiator Ukraina Dilaporkan Diracun dengan Senjata Kimia
Roman Abramovich. (Foto: Reuters)
A
A
A

MOSKOW – Media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa dua juru runding Ukraina dan pengusaha Roman Abramovich kemungkinan telah diracun oleh kelompok “garis keras di Moskow”. Mengutip sumber anonim dari kelompok aktivis Inggris Bellingcat, Wall Street Journal (WSJ) pada Senin (28/3/2022) mengklaim bahwa ketiganya telah menjadi sasaran senjata kimia atau serangan radiasi elektromagnetik.

Menurut WSJ, Abramovich dan setidaknya dua negosiator senior Ukraina "menderita gejala dugaan keracunan" setelah pertemuan di Kiev awal bulan ini. Gejala yang mereka alami termasuk “mata merah, robekan terus-menerus dan menyakitkan, dan kulit mengelupas di wajah dan tangan mereka”, demikian menurut sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut.

WSJ menuding serangan itu dilakukan oleh “garis keras di Moskow” yang tidak tertarik untuk mengakhiri konflik Rusia – Ukraina, demikian diwartakan RT.

Namun, pejabat Ukraina skeptis terhadap laporan tersebut. Penasihat presiden Mikhail Podolyak mengatakan kepada Reuters "ada banyak spekulasi, berbagai teori konspirasi," sementara Rustem Umerov, yang diduga salah satu dari tiga orang yang terkena dampak, mengatakan orang tidak boleh mempercayai "informasi yang tidak diverifikasi."

BACA JUGA: Rusia Miliki Racun Ganas Bernama Novichok, Akankah Digunakan untuk Perang?

Investigasi ini digelar oleh Christo Grozev dari Bellingcat, yang oleh WSJ digambarkan sebagai “sumber terbuka kolektif”. Bellingcat telah mengklaim keterlibatan Rusia dalam dugaan peracunan 2018 terhadap Sergey dan Yulia Skripal di Inggris dan aktivis Alexey Navalny pada 2020.

Rusia sendiri telah menetapkan Bellingcat sebagai agen asing, karena keterlibatan dengan badan-badan intelijen Barat dan pendanaan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris dan pemerintah Belanda.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement