Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Putin Minta Mariupol Menyerah untuk Akhiri Serangan dan Penembakan, Setuju Evakuasi Warga Sipil

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 31 Maret 2022 |13:42 WIB
Putin Minta Mariupol Menyerah untuk Akhiri Serangan dan Penembakan, Setuju Evakuasi Warga Sipil
Kota Mariupol, Ukraina yang dikepung pasukan Rusia (Foto: AP)
A
A
A

MARIUPOL - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa penembakan di Kota Mariupol di Ukraina yang terkepung hanya akan berakhir ketika pasukan Ukraina menyerah.

Kremlin dalam sebuah pernyataan mengatakan Putin telah melakukan hubungan telepon selama satu jam dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (29/3) malam.

Para pejabat Rusia mengatakan Putin menegaskan ke Macron untuk menyelesaikan situasi kemanusiaan yang sulit di kota ini, militan nasionalis Ukraina harus berhenti melawan dan meletakkan senjata mereka.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Putin telah memberi Macron "informasi terperinci tentang langkah-langkah yang diambil oleh militer Rusia untuk memberikan bantuan kemanusiaan darurat dan memastikan evakuasi yang aman" warga sipil dari kota tenggara yang terkepung.

Baca juga: Panggilan Telepon dengan Macron, Putin: Militan Harus Letakkan Senjata di Mariupol

 Para pejabat Prancis mengatakan pemimpin Rusia itu telah setuju untuk mempertimbangkan rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari kota itu.

Rusia mengusulkan gencatan senjata satu hari pada Kamis (31/3). Kementerian pertahanan Rusia mengatakan gencatan senjata akan dimulai pada pukul 10:00 waktu setempat (08:00 BST) dan akan memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan ke barat ke Zaporizhzhia melalui pelabuhan Berdyansk yang dikuasai Rusia.

Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Pindahkan 40.000 Warga Sipil Mariupol ke Wilayahnya Tanpa Koordinasi 

Kementerian ingin Palang Merah dan badan pengungsi PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil bagian dalam evakuasi, dan mengatakan sedang menunggu tanggapan atas proposal dari Ukraina.

Upaya sebelumnya untuk menetapkan gencatan senjata di Mariupol telah gagal di tengah tuduhan itikad buruk dari kedua belah pihak. Rusia juga dituduh memindahkan secara paksa ribuan warga sipil ke Rusia atau daerah-daerah yang dikuasai Rusia.

Pengumuman itu muncul ketika foto satelit baru menunjukkan kehancuran yang disebabkan oleh penembakan itu.

Gambar-gambar yang dirilis oleh perusahaan pengamatan Bumi Maxar, menunjukkan bahwa daerah pemukiman telah menjadi puing-puing dan menyoroti meriam artileri Rusia dalam posisi menembak di pinggiran kota.

Sementara itu, pejabat dari istana Elysee Prancis menyebut situasi di kota itu "bencana" dan menambahkan bahwa "penduduk sipil harus dilindungi dan harus meninggalkan kota jika mereka mau. Mereka harus memiliki akses ke bantuan makanan, air, dan obat-obatan yang mereka butuhkan".

"Situasi kemanusiaan yang sangat menurun ini terkait dengan pengepungan kota oleh angkatan bersenjata Rusia," kata pernyataan itu.

Prancis, bersama dengan Turki, Yunani dan beberapa kelompok kemanusiaan, telah mengajukan rencana kepada Putin untuk mengevakuasi kota tersebut.

Para pejabat mengatakan bahwa Putin mengatakan kepada Macron bahwa dia akan "memikirkan" proposal tersebut.

Namun dalam hubungan telepon tersebut, Kremlin tampaknya menyarankan bahwa Putin tidak memberikan jaminan seperti itu.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement