“Sampai saya ini, ini Pak Tito hanya sebagai sebuah permainan pikiran, saya sampai pikir begini, ini kepentingan rakyat loh, bukan elitenya. Saya sampai pikir begini, kalau daerah tidak punya potensi dari dulu sampai sekarang begitu saja, bagaimana kalau dikembalikan?” tukasnya.
Dikatakan Mega, karena sebuah permainan pikiran, maka tentu ada yang menjalankan. Oleh karena itu, rakyatnya kasihan jika daerah tersebut tidak kunjung berkembang. Dan ini menjadi tantangan bagi semua pihak, bukan hanya partai politik.
“Kasihan kan rakyatnya. Ini tantangan lho. Buat siapa? buat semua, ndak melalui partai-partai. Jadi ndak ada politik. Mau diapakan, kan yang bukan yang sengsara rakyatnya di daerah itu,” tegas Mega.
“Jadi mari kita menjadi para negarawan di republik Indonesia yang hanya me.. me apa? memikirkan rakyatnya? siapapun, terserah, sudah ada jalannya nanti ada pemilu,” tandasnya. (fmi)