NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres mengatakan dia "terkejut" dengan pembunuhan jurnalis veteran Palestina-Amerika Al Jazeera Shireen Abu Aqla yang terjadi pada Rabu (11/5).
Abu Aqla, 51, tewas saat meliput serangan oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki. Produsernya terluka. Al Jazeera mengatakan pasukan Israel "sengaja" menembaknya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan melalui juru bicaranya pada Rabu (11/5) malam, Guterres meminta "otoritas terkait untuk melakukan penyelidikan independen dan transparan atas insiden ini dan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban.
"Sekretaris jenderal mengutuk semua serangan dan pembunuhan jurnalis dan menekankan bahwa jurnalis tidak boleh menjadi target kekerasan," tambah pernyataan itu.
Amerika Serikat (AS) juga mengutuk pembunuhan itu dan menyebut sang jurnalis sebagai "legenda pelapor".
Baca juga: Wartawan Al Jazeera Tewas Ditembak Tentara Israel di Tepi Barat
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki menulis di Twitter bahwa orang Amerika "patah hati mengetahui pembunuhan" Abu Aqla dan cedera pada produsernya.
"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga, teman-teman, dan mengutuk keras pembunuhannya," ujarnya.
Dia menyebut Abu Aqa sebagai "legenda pelapor" yang akan "didukung oleh semua orang yang mengenalnya".