Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Bung Karno Tandatangani Hukuman Mati Kartosoewirjo, Ini Alasannya

Solichan Arif , Jurnalis-Selasa, 07 Juni 2022 |19:02 WIB
Kisah Bung Karno Tandatangani Hukuman Mati Kartosoewirjo, Ini Alasannya
Presiden pertama RI, Soekarno (foto: dok wikipedia)
A
A
A

Bung Karno selamat. Entah apa yang terjadi. Pesawat itu tiba-tiba kehabisan bahan bakar dan terpaksa mendarat darurat di persawahan wilayah Garut. Letnan Penerbang Maukar, sang pilot pesawat, langsung ditangkap, dijebloskan penjara dan divonis mati.

Upaya membunuh Bung Karno kembali terulang pada tahun 1962. Peristiwa terjadi saat Bung Karno tengah menunaikan salat Idul Adha di lapangan rumput antara Istana Merdeka dan Istana Negara. Dari jarak 4 shaf di belakang, tiba-tiba menyalak tembakan pistol berulangkali yang tertuju pada Bung Karno.

Peluru tak berhasil mengenai Bung Karno, tapi menyerempet bahu Ketua DPR Zainul Arifin dari NU yang saat itu bertindak sebagai imam salat Ied. Sang penembak berhasil diringkus dan dijatuhi hukuman mati. Namun dalam pelaksanaan hukuman mati itu, Bung Karno enggan membubuhkan tanda tangannya.

“Bung Karno tidak sampai hati untuk merentangkan jalan menuju kematiannya, karena ia berpikir bahwa pembunuh yang sesungguhnya adalah orang-orang terpelajar ultrafanatik yang merencanakan perbuatan itu,” Maulwi Saelan.

Begitu juga dengan nasib Letnan Penerbang Maukar, pilot pesawat MIG 15. Presiden Soekarno mengumumkan amnesti umum terhadap PRRI/PERMESTA yang pernah memberontak.

Maukar yang termasuk unsur PRRI/PERMESTA, tak jadi dihukum mati dan langsung dibebaskan. Namun kebijakan itu tidak berlaku bagi Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Peristiwa pada acara Malam Dana di Perguruan Cikini Jakarta 30 November 1957, telah menggores rasa kemanusiaan Bung Karno. Dengan mata kepala sendiri ia menyaksikan bagaimana anak-anak dan perempuan yang tidak berdosa, ikut menjadi korban.

“Kutundukkan kepala mengenang korban-korban yang tidak berdosa dikuburkan ke dalam tanah. Aku mengingat sembilan orang anak dan seorang perempuan hamil yang kulihat sendiri jatuh tersungkur tidak bernyawa di dekatku. Karena seorang fanatik hendak membunuhku, mereka harus memberikan nyawanya. Dan karena itu pula aku membubuhkan tanda tangan menghukum Kartosoewirjo,” kata Bung Karno yang tercatat dalam otobiografinya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement