Dilansir dari VOA Indonesia, Wickremesinghe mengatakan, Sri Lanka kini tidak mampu membeli bahan bakar impor, akibat utang besar yang ditanggung oleh perusahaan minyak negara itu.
Wickremesinghe mulai menjabat menyusul protes berhari-hari disertai kekerasan sehubungan dengan krisis ekonomi negara itu yang memaksa pendahulunya mengundurkan diri. Dalam komentarnya pada Rabu dia menuduh pemerintahan sebelumnya gagal untuk bertindak ketika cadangan valuta asing Sri Lanka menyusut.
Krisis valuta asing ini telah menyusutkan impor, menyebabkan kekurangan parah pangan, BBM, dan listrik serta kebutuhan penting lainnya seperti obat-obatan. Penduduk Sri Lanka terpaksa harus antre panjang untuk memperoleh kebutuhan pokok mereka.
(Rahman Asmardika)